Selasa, 15 Juni 2010

Stoppie, gaya dasar freestyle (3 - habis)

Kita sekarang ke gaya dasar terakhir di freestyle, yaitu Stoppie. Masih mengandalkan keseimbangan dan feeling posisi motor, gaya ini termasuk sulit dan agak berbahaya.
Kalo di wheelie, resiko motor+rider rawan terjengkang (ke belakang), nah di stoppie ini, motor+rider rawan terjungkal ke depan.
Arti stoppie secara singkat adalah mengerem mendadak, dengan hanya menggunakan rem depan, saat motor sedang berjalan.
Gaya ini belum pernah penulis coba, takut..Jadi tahu sedikit aja teorinya.
Jadi, saat posisi motor sedang berjalan, dengan kecepatan tidak terlalu tinggi, mungkin sekitar 20-40 km/jam, tekan rem depan sambil mengeser posisi duduk rider agak ke depan, sehingga tumpuan berat pindah ke bagian depan motor. Alhasil, motor (terasa) seperti direm mendadak dan menungging. Ini nih yang dinamakan stoppie. Ingat, jangan terlalu keras dulu ngerem-nya,karena perpindahan bobot secara mendadak ke depan, berbahaya, karena motor+rider bisa terjungkal ke depan bahkan tarbalik dan tertimpa motor.
Tetap pertahankan kestabilan motor, dan jangan merubah sedikitpun arah setang, karena dalam posisi menukik ini, sangat rawan terjadi motor roboh.
Bila terasa keseimbangan motor terganggu, turunkan posisi kedua kaki agar bisa mengimbangi. Tahan posisi motor yang nungging ini sampai motor benar-benar berhenti. Bila sudah berhenti, roda belakang akan turun dengan sendirinya ke aspal.
Sudah bisa?? Nah, Anda sukses melakukan stoppie...saya sendiri malah belum pernah mencoba, he..he..
Bisa teori doang ya..praktek kagak pernah..
Selamat mencoba..
keep brotherhood and safety riding..
(thanks for motorcycle.com & stephenlangitan.com for the image)

Minggu, 06 Juni 2010

Burn out, gaya dasar freestyle (2)




Gaya atawa teknik kedua yang akan kita bahas adalah burn-out. Inti dari teknik ini adalah bagaimana membuat ban belakang berputar sementara posisi motor tetap diam di tempat.
Kuncinya adalah memainkan rem depan secara maksimal, dan menaikkan putaran mesin secara spontan, hingga tergapai tenaga maksimum untuk mampu memutar roda belakang.
Awalnya memang agak susah, namun bila tahu spek tenaga motor, yaitu tahu di pitaran mesin berapa tenaga maksimum dicapai, akan lebih mudah.
Tekan rem depan maksimal, sambil posisi rider berdiri mengangkangi motor. Masukkan persneling ke gigi 1, lalu buka gas, bisa secara spontan, bisa pula bertahap bila masih awal..Roda belakang, awalnya pasti berat berputar di tempat, namun bertahap akan bisa spin. Bila terasa motor mulai terdorong ke depan, tahan dengan posisi kaki menahan di tanah/aspal. Tambah tekanan pada rem depan bila motor terus bergerak maju.
Kemudian, setelah mesin mencapai putaran maksimum pada persneling 1, oper dan naikkan ke gigi 2. Biasanya, sudah lancar spin-nya, karena roda sudah mulai lancar berputar di tempat. Nah, posisi motor diam sambil ban berputar di tempat alias burn-out sudah bisa dipraktekkan to???
Biasanya akan lebih seru, bila suara ban menggesek aspal (mendecit) dibarengi kepulan asap hasil gesekan karet ban dengan aspal. Bila burn-out tidak terlalu kencang putarannya, asap akan sedikit timbul.
Bila Anda termasuk berani mencoba, apalagi sudah terbiasa, tidak ada salahnya menaikkan putaran mesin plus menaikkan persneling sehingga lebih kencang putaran ban belakangnya. Dijamin, asap akan bertambah banyak.
Ada trik bagi profesional. Sambil burn-out, coba beri sedikit air di aspal tempat roda belakang berputar..hati-hati terpeleset...asap sudah pasti ngebul...
Bila roda belakang berputar kencang, jangan pernah secara mendadak menduduki jok motor, karena beresiko, motor akan tersentak keatas, karena mendapat beban lebih secara tiba-tiba, sementara roda belakang masih berputar. Bisa-bisa terjungkal kebelakang..
Hati-hati ya bro...jangan kelamaan burn-outnya..takut ban meletus..kayak gambar tuh, bahaya kan???
keep brotherhood and safety riding..

Jumat, 04 Juni 2010

"Hari bebas" untuk bikers Aremania (part 3 habis)

Akhirnya, Kamis (3/6/2010) kemarin, Malang kembali ke kodratnya, kota yang relatif tenang. Nggak ada lagi iring-iringan konvoi Aremania, nggak ada lagi suara knalpot blong yang memekakkan telinga, nggak ada lagi suara klakson dan terompet bersahut-sahutan.
Penghuni kota kembali ke aktivitas sehari-hari. Yang bekerja, ya ngantor seperti biasa. Pelajar, masuk sekolah seperti biasa.
Himbauan Ade "d Kross" Herawanto, agar konvoi terakhir dilakukan Rabu (2/6/2010) rupanya manur juga. Ada kemungkinan juga sih, ancaman dari pihak kepolisian, yang rupanya sudah menyudahi 'dispensasi' Aremania untuk bebas di jalan.
Pada negri kali ye, kalo mo konvoi tapi dicegat silup???
Mangkane sam, konvoi sing tertib, gak ngerugikan orang lain. Selamat di jalan, gak ditilang, juga dapat simpati masyarakat...
Tapiii...kayaknya, Minggu (6/6/2010), sekali lagi kayaknya, akan ada konvoi lagi deh...
Digelarnya laga Perang Bintang, yang tidak keluar ijin-nya di Polda Metro Jaya (DKI), akan membuat Aremania kembali membludak, mendukung Arema Indonesia berlaga di Stadion Kanjuruhan, Malang melawan Indonesia All Star..
So...buwat bro bikers atau non bikers yang merencanakan ke Malang hari tersebut, agar mewaspadai bila ada konvoi di jalan.
Sangat disarankan, terutama bagi pemilik kendaraan berplat nomor luar Malang, seperti L (Surabaya), menyediakan atribut Arema, seperti kaos, syal, bendera ataupun boneka singa, sehingga bila berpapasan dengan konvoi, mengesankan bahwa yang memasang atribut tersebut adalah Aremania juga...
Gak usah sungkan menyambut salam Aremania...demi menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, yang mungkin saja terjadi dalam massa jumlah besar yang berkonvoi...
Keep brotherhood, safe on the road...

Rabu, 02 Juni 2010

'Hari bebas' untuk bikers Aremania ?? (Part 2)

Lanjut..
Semalam, pulang piket kantor sekitar jam 20.00. Jalan Ijen, Semeru mulai lengang, setelah sebelumnya, mulai pagi sampe malam, tertutup total oleh lautan sepeda motor dan roda 4 beratributkan Aremania. Mereka terus berkonvoi, keliling kota, merayakan juara LSI Arema Indonesia.
Mulai agak lengangnya jalanan, karena di depan Stasiun Kotabaru, digelar pesta rakyat, juga untuk merayakan kemenangan Arema. Konsentrasi massa mulai terpecah kesana sepertinya. Si Meggy sedikit saya pacu , mungkin sekitar 60-70 km/jam, gak tau pasti, karena speedo masih mati. Belum ganti kabel nih ceritanya...
Dalam hati bersyukur, bisa lancar en cepet pulang. Eh, lha dalah, gak sampai 300 meter, terlihat iring2an alias konvoi motor + mobil, sambil acungkan bendera. Ampun deh, kejepit lagi sama konvoi. Mana sekarang sepertinya lebih 'brutal', sudah gak pada pake helm, berboncengan 3, malah ada yang gak pake baju!!!
Buset deh, sakti kali ye...pake jaket kulit asli...asli kulit manusia.
4 motor berjalan berdampingan sambil membentangkan bendera, memenuhi badan jalan. Jadinya, gak ada celah sama sekali untuk pengguna jalan lain, mendahului. Arogan ya???
Ternyata belum seberapa. Tepat di depan Mitra 2, tahu-tahu, dari arah berlawanan, muncul serombongan motor, melawan arus bro!!! Mereka masuk di lajur menuju utara, padahal arah motornya ke selatan...
Gak ada tabrakan sih, malah pada berhenti di tengah jalan. Sambil toast, adu jempol, kemudian menggeber2 gas kencang-kencang, padahal sudah pake knalpot blong...bisa dibayangkan budeg-nya kuping ini???
Jadilah macet total, konvoi berhenti di tengah jalan, berikut pengguna jalan lain yang terjebak di belakangnya, termasuk saya...
Apes lagi..apes lagi....
Pada ngapain yak Silup-nya (polisi) ?????!!!

"Hari bebas" untuk bikers Aremania ?? (part 1)


Begitu wasit meniup peluit panjang, tanda berakhirnya pertandingan Arema Indonesia vs PSPS Pekanbaru dengan skor 1-1, sontak, di Malang, ribuan pendukung Arema tumplek di jalanan, meluapkan kegembiraan. Dengan perolehan hasil imbang itu, Arema memposisikan diri sebagai jawara Liga Super Indonesia 2009-2010.
Saya nggak membahas soal sepakbola-nya, tapi tentang perilaku bikers.
Sudah sejak lama, seperti 'adat' di kota Malang, bila Arema bertanding, bikers berkostum Aremania / suporter Arema, mendapat sedikit 'kebebasan'.
Tanpa mengenakan helm, mereka bebas saja melenggang di jalan-jalan kota Malang tanpa 'diusik' polisi.
Usut punya usut, ternyata, meski sedikit mendapat 'keistimewaan', namun bila mereka melanggar (selain soal helm tentunya), tetap ditilang kok.
Antara lain karena :
1. Berboncengan lebih dari 2 orang, langsung ditilang
2. Tidak membawa surat kendaraan (SIM dan STNK), motor langsung ngandang (bahasa malangan : disita)
3. Membawa atribut berbahaya, seperti bendera superbesar, langsung diamankan bendera-nya
4. Membawa sajam dan benda berbahaya lain, si oknum tanpa ba-bibu langsung diringkus

Apa pendapat brother sekalian???
Masih ada lanjutannya lho....