Rabu, 16 Februari 2011
Demam pohon turi
Di sekitar rumah saia, lagi gandrung pohon turi. Di sepanjang tepi jalan masuk, orang-orang pada menanam bibit turi. Selain untuk peneduh, bunganya pun umum untuk dikonsumsi. Turi banyak ditemukan di daerah pedesaan. Di Indonesia banyak dimanfaatkan sebagai paru-paru kota dan sebagai lalapan. Bunga turi sering digunakan sebagai sayuran pelengkap pecel. Bunga turi dapat membantu memperlancar ASI ( Air Susu Ibu ) dan mengatasi gangguan buang air besar. Selain itu juga dapat melembutkan kulit.
Sebenarnya tak ada yang istimewa dari pohon turi yang bernama Latin Sesbania grandiflora. Pohonnya tinggi, ramping, dengan daun-daun kecil oval mirip daun flamboyan dan tak banyak cabang. Menurut petani di kampung saia, pohon turi bisa untuk menyuburkan tanah. Belakangan baru saia tahu kalau hal tersebut disebabkan oleh kandungan nitrogen yang ada pada akar turi. Buah turi sendiri, menjulur panjang mirip kacang panjang, bijinya bundar sangat banyak. Bunga turi ada dua macam, yang putih dan yang merah. Bunga yang merah sebenarnya lebih cantik tetapi tidak enak dimakan karena agak pahit. Kelopak bunganya berbentuk mirip bulan sabit, setengah melengkung dan saat mekar, akan terbuka, mirip sayap kupu-kupu dengan juluran benang sari berwarna kuning. Benang sari inilah yang memberi rasa pahit saat dimasak, karenanya selalu dibuang atau dibersihkan. Yang menarik, batang pohon turi sering merekah-rekah dengan warna cokelat kemerahan. Konon getah pohon turi ini bisa dipakai sebagai pewarna.
Akar turi juga bermanfaat untuk kesehatan yaitu untuk mengatasi pegal linu. Caranya : Akar turi (berbunga merah) digiling halus. Tambahkan air sehingga adonan menyerupai bubur. Gosokkan adonan tersebut pada bagian tubuh yang linu.
Ternyata, ada banyak manfaat pohon turi beserta bagian-bagiannya ya..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
wah turi disayur wenak kalo dikasih bumbu pecel
BalasHapusbetul pak, ada sengir2 gimana gitu...
BalasHapusasal dibuang dulu benangsarinya, pasti gak pait..